Main Article Content

Abstract

Anak Berkebutuhan Khusus yang disebut sebagai ABK atau anak spesial adalah anak yang mengalami keterlambatan lebih dari dua aspek gangguan perkembangan atau anak yang mengalami penyimpangan yang terdiri dari yaitu tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunalaras, tunagrahita, autisme, dan learning disability (Kemendiknas, 2011). Mereka memiliki karakteristik yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Orang yang memiliki ABK mempunyai tantangan yang besar dalam mendidik, mengasuh dan mendampingi anaknya. Perlu kekuatan fisik, mental dan emosional bagi orang tua yang memiliki ABK. Namun dibalik kelamahan ABK pasti ada bakat, minat dan talenta yang dimiliki. Ini yang perlu digali dan ditumbuhkembangkan, sehingga anak memiliki kelebihan yang dapat dibanggakannya. ABK yang menyadari memiliki kelebihan, ia akan dapat tampil percaya diri. Mereka akan mampu menerima dirinya apa adanya. Hal ini penting supaya mereka memiliki kesehatan emosional. Orang yang sehat emosionalnya akan lebih bersemangat dalam menghadapi kehidupan. Untuk itu ABK harus didorong untuk selalu berpikir postif, berjuang menggali dan menemukan talenta yang ada di dalam dirinya, menggembangkannya sehingga menjadi kebanggaan bagi dirinya dan keluarganya. Lomba menyanyi bagi ABK di Tangerang Selatan yang diselenggarakan oleh Koperasi ABK Tangerang Selatan bekerja sama dengan berbagai lembaga, bertujuan untuk mengangkat ABK, menggali dan menemukan talenta, bakat dan minat mereka di bidang oleh vocal atau menyanyi. Jika ABK memiliki talenta, bakat dan minat dalam menyanyi, ini akan memberikan dukungan bagi orang tua untuk mengembangkannya, sehingga anaknya bisa memiliki kebanggaan dan rasa percaya diri.

Keywords

Anak Berkebutuhan Khusus ABK Lomba menyanyi Koperasi ABK Tangsel

Article Details

How to Cite
Mulyani, S. ., Sutrisno, S., & Dewi, T. L. . (2022). Membangun Kepercayaan Diri Anak Berkebutuhan Khusus (Abk) Dengan Kegiatan Lomba Menyanyi . Jurnal Peradaban Masyarakat, 2(6), 38–43. https://doi.org/10.55182/jpm.v2i6.212

References

  1. Anthony Yeo (2017). Konseling: Suatu Pendekatan Pemecahan Masalah. Libri, BPK Gunung Mulia, Jakarta.
  2. BBKH Fakultas Hukum Universitas Pasundan. Selasa, 24 November 2020. Hak Memperolah Pendidikan Khusus untuk Anak Berkebutuhan Khusus. https://www.hukumonline.com/klinik/a/hak-memperoleh-pendidikan-khusus-untuk-anak-berkebutuhan-khusus-lt5fbcd26d6b0bb
  3. Daniel Goleman (2009). Emotional Intelligence: Mengapa Ei lebih penting dari IQ. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  4. Hayatun dkk (November 2020). Dukungan Keluarga ABK. Universitas Lambung Mangkurat. https://www.researchgate.net/publication/345221797_Dukungan_Keluarga_Anak_Berkebutuhan_Khusus?enrichId=rgreq-49453bb95f6c6f0d3245a1b2d1aa980f-XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzM0NTIyMTc5NztBUzo5NTM2NTcwMzQwMjcwMTBAMTYwNDM4MDk2Mzc4NQ%3D%3D&el=1_x_2&_esc=publicationCoverPdf
  5. Jena Sialena (18 Juli 2022). Pemenuhan Hak-Hak Anak Berkebutuhan Khusus. Kompasiana.com https://www.kompasiana.com/nenasialana17/62d57e02ce96e55be21f9772/pemenuhan-hak-hak-anak-berkebutuhan-khusus?page=all#section1
  6. Nurul Istikhomah (2017). Tugas Akhir Jurusan Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Autisme. https://www.academia.edu/35323222/ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS_AUTISME
  7. Zaenal Alimin. Anak Berkebutuhan Khusus. Modul Pembelajaran Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus SPS UPI, Bandung.

Most read articles by the same author(s)